Ooh Sungguh Nikmatnya Memek Dan Susu Tante Laras

Detik-Seks.Blogspot.Com - Selama aku masih menganggur, aku sering bermain kerumah tanteku Vhina. Selama di rumahnya aku sering membantu membersihkan halaman dan mengatur perkakas rumah. Maklum tanteku itu hidup sendirian. Untuk urusan angkat-mengangkat ia tidak sanggup. Pada suatu sore setelah aku menggeser pot di halaman rumahnya agar kelihatan rapi, aku mau ke kamar mandi, mau cuci tangan dan buang air. Tapi kamar mandinya ada didalam kamar Tante Laras, sehingga kalau mau ke kamar mandi harus masuk kekmaranya dulu.


Tanpa ragu-ragu kubuka pintu kamarnya yang tidak dikunci itu untuk menuju kekamar mandi. Begitu kubuka pintu kamarnya aku kaget, kulihat Tante Laras baru saja selesai mengeringkan badannya dengan handuk sehabis mandi.

Saat kubuka pintu tadi, Tante Laras sedang dalam keadaan telanjang membelakangiki. Tante Laras rupanya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikan body pinggul dan bokongnya dengan gementar. Beberapa menit kemudian kulangsung tutup kembali pintunya, dengan perasaan yang galau dan takut karena memasuki kamarnya tanpa permisi atau mengetuk pintunya terlebih dahulu.

Pada malam hari itu juga aku tidak bisa tidur, Penisku berdiri terus. Aku keluar dari kamar, rupanya Tante Laras sedang menonton Tv sendirian diruang tamu. Aku mau menegurnya tapi tunggu dulu, Tante Laras sedang memakai pakaian yang meransang, pahanya yang putih tersikap, sementara tangan kanannya rupanya sedang mengelus vaginanya sendiri. Kemudian aku diam-diam duduk agak di belakang posisi duduknya sambil memperhatikan tingkahnya tersebut dengan sedikit was-was. Akhirnya perasaan yang semakin kacau aku kembali ke kamar. Penisku yangmakin tegang dan mengeras akhirnya kukeluarkan juga, sambil membayangi dan sambil elus-elus.

Beberapa menit kemudian Penisku sudah semakin kencang dan terasa ingin megeluarkan cairan sprema.

Tanpa sadar tiba-tiba terdengar suara Tante Laras,"Kenapa Di, kepanasan ya?"

"Eh..iya Tante,"jawabku terbata-bata.

"Kamu kenapa?"tanyaannya tanpa melihat ke arah penisku.

Aku penasaran dengan memberanikan diri, kubiarkan terus penisku tergerai di luar celana dalamku.

"Nggak tahu nih Tante, ini aku tegang terus," sambil menunjukan penisku.

Tante Laras namun melihanya sekilas dengan tenang. Tante Laras terus langsung masuk kekamarku tanpa memperdulikan lagi kalau penisku yang sedang menantang.

"Di, tolongin Tante dong, kelilipan nih.." sambil mengucek-ngucek matanya.

kemudian akupun berdiri dan kuhampiri, instingku mengatakan ini adalah isyarat saja agar aku mendekatinya.

Pikiranku sudah sangat negatif dan jorok. Kuhampiri Tante Laras, senjataku yang sudah siap tempur ini mengarah lurus kedepan menuju perutnya. Lalu langsung kupeluk tante Vhina, batang penisku terjepit di perutnya, tangaku tidak tinggal diam langsung kuremas ke arah payudaranya. rupanya Tante Laras tidak memakai BH. Aku semakin berani, kusingkapkan dasternya, kugapai payudaranya dengan penuh nafsu. Tante Laras diam saja. Tenang saja dia. Lalu kumulai cium dilehernya dari belakang, payudaranya masih kencang.

Sehingga beberapa saat kemudian payudarnya makin terasa keras dan putingnya makin menantang. Nafas Tante Laras sudah mulai mendesah-desah tandanya dia mulai terangsang dengan aksiku itu. Kubuka dasternya, kulihat tubuhnya yang putih mulus. Kulepaskan Cd nya, kulihat bulu vaginanya lebat diatas kulitnya yang putih. Tanpa kusadari kami sudah saling berpelukan tanpa dibatasi selembar benang apapun. Tante Laras sudah membalas ciumanku dengan buasnya. tubuhku semuanya dicium, sampai ke bawah, terus ke perut, terus ke bawah lagi dan sampailah ke arah penisku yang sudah Tante Laras genggamin sejak tadi, barangkali takut kusembunyikan. Lalu akupun mengabil posisi duduk di pinggir tempat tidur, sementara dengan gerakan yang berpengalaman ia mulai mengulum dan menjilat penisku sampai tanganya ikut mengocok dengan lembut dipenisku.

Akupun meras sensasi yang nikmat yang luar biasa, bersaman dengan itu akhirnya keluarlah air maniku, sebagian menyemprto ke hidung Tante Laras yang munggil dan sebagian masuk kedalam mulutnya. Namun Tante Laras masih mengocok-gocok dan sambil meremas-remas penisku, sehingga Tante Laras juga menelan sprma  yang kukeluarkan tadi. Tante Laras kelihatannya juga sangat puas. Apalagi aku, seribu kali lebih puas. Tidak berhenti disana Tante Laras masih saja terus mempermaikan penisku yang sudah tidak sekeras tadi meksipun belum juga menyusut. Seketika Tente Laras tiba-tiba bilang.

"Kontol kamu bagus Di, besar lagi."Aku tidak menjawab, hanya tersenyum manja. Oleh kelihaian tangannya, segera kurasakan kembali rasa nikmat seperti saat ngaceng tadi.

"Di, kontolmu itu sudah ngaceng lagi. Masukin ke Sarangnya yuk." Lalu Tante Laras mengambil posisi terlentang di sebelahku, air mani yang menempel diwajahnya sudah kubersihkan dengan bajuku.

Tanpa diperintah lagi, aku mengambil posisi sebaliknya. Kuarahkan penisku ke liang vaginanya yang merah merekah, dibimbingnya batang penisku dengan tangannya, digosok-gosokkan kepala penisku di atas liang vaginanya yang sudah basah ke arah atas dan bawah vaginanya. Kemudian diarahkan tepat di depan gerbang vaginanya. Sekali lagi tanpa perintah dan hanya berdasarkan naluri saja akupun denga hati-hati dan perlahan menusukan seluruh batang penisku ke dalam memeknya yang semakin mengeras di dalam goa nikmatnya. Kudengar ia menjerit-jerit kecil dan sambil menikmati gesekkan penisku dengan sempurna. Tanpa kusadari bokongku sudah mulai naik turun yang mengakibatkan batang penisku keluar masuk liang memeknya.

(Barangkali pembaca belum kuceritakan bahwa sekalipun aku belum pernah main atau bersetubuh dengan perempuan, dengan Tanta Laras ini, baru pertana kalinya aku melakukan sendiri apa yang dinamakan seggama, seperti yang pernah kutonton di film porno).

Tidak lama kemudian nafas Tante Laras semakin cepat, bersamaan dengan itu ia semakin kencang menaikkan pinggulnya sehingga liang kenikmatannya meremas-remas mesra batang penisku. Akupun merasakan nikmat yang luar biasa. Dan kudengar Tante Laras berteriak,

"Keluarkan sama-sama Di..."Tante Laras mendekap kuat-kuat punggungku, diciumnya bibirku dengan buasnya. Tubuhnya mengelinjang dan.

"Oooohhhhh.....iiiiiihhhhhh.....aaaaaaahhhhhkkkkkk....."suaranya kali ini keras seklai, dimalam yang sunyi. Kemudian kamipun keluarkan air mani secara bersamaan.

Kami pun langsung tidur bersama malam itu. Ia pulas sekali tertidur. Sedangkan aku tidak. mataku terus melotot. Penisku tidak mau kompromi, tetap tegang keras sempurna. Sekali-kali kuremas payudaranya, ia tetap tidur lelap, kuelus keindahan memeknya, ia juga diam saja. Kudekatkan lampu duduk di depan selangkangannya. Kupermainkan liang vaginanya, kuelus-elus kusibakkan kedua bibirnya dan kuperhatikan semuanya. Kuraba-bara klitorisnya yang tersembunyi di atas bibir vaginanya. Oh, seumur hidupku baru kali ini aku melihatnya pemandangan indah seperti ini.

Sekali-kali Tante Laras bangun dan tertidur lagi."Aku ngantuk Di,"katanya pelan. Melihat vaginanya yang bebas tersebut, kumanfaatkan dengan sepuas-puasnya yang aku mau. Akhirnya tanpa rasa geli atau jijik Akupun kecup juga bibir vagina Tante Laras lalu mulai kujilat, Tante Laras kulihat bergelinjang kegelian sebentar. Lama kelamaan kuhisap-hisap, kujilat klitorisnya sampai basah. Dibasahi oleh ludahku bercampur dengan lendir mani yang keluar dari liang senggamannya. Namun Tante Vhina mengankat-angkat pinggul nya, bahwa menandakan ia keenakan, seakan ingin lidahku terus menjilat dengan ganas.

Senjak melihat Tante Laras sudah memberikan tanggapan, segera kutiduri Tante Laras untuk kedua kalinya. Tante Laras kali ini bersikap pasif mungkin masih kelelahan, kumulai lagi memaskukan penisku, kali ini terasa agak seret. Tante Laras pun merintih, "pelan-pelan Di, Sakit..." Akupun menurutinya. Pelan-pelan kumasukan batang penisku ke dalam vagina yang seret dan becek itu, sampai semuanya habis tenggelam olah vagina Tante Laras. Kumulai goyang sebentar, keluarlah maniku dengan deras di atas perut Tante Laras.

Dengan malam itu lah berkali-kali kusetubuhi sama Tante Laras, baik dalam keadaan sadar maupun tidak. Aku tidak bisa menghitung berapa kali air maniku dan air mani Tante Laras muncrat. Sampai Akhirnya Akupun benar-benar kelelahan dan tertidur pulas berpelukan sama Tente Laras dengan keadaan terlanjang bulat didalam kamar.

Sejak kejadian itulah aku jadi sering kerumah Tante Laras. Sampai akhirnya aku diterima kerja di kota lain. Saat ini usianya mungkin sudah 34 tahun. Kadang-kadang aku masih suka mengunjunginya dan tidak lupa memberikan siraman air kenimatan ke dalam memeknya.

0 Komentar